Senin, 12 Mei 2014

Semut bergerak photografi kamera saku

0 komentar
Hari yang menyenangkan, semoga saja..
senang jika photo saya dilihat dan disukai.,
Mm... semut adalah binatang kecil yang tidak menjadi perhatian, kecuali semut telah membuat ulah maka sang manusia membasminya dengan membabi buta..
Hal yang lumrah jarang memperhatikan karena besarnya berkali -kali lebih kecil dari dari kita.
Kebetulan saya memperhatikan aktivitas semut yang bergerak.
Maka saya jepretlah beberapa aktivitas semut yang super kompak
silahkan dilihat...
banyak hal sisi positif atau pelajaran yang kita ambil dari perilaku semut.
... Kompak dan solid.
... Kerja sama
... Saling tolong menolong
... Penyaluran distribusi yang kuat..
... Taat sama perintah dan menjalankan fungsi sesuai jabatan yang diembannya
... Tidak pernah demo sama perintah semut..

semoga saja kita memiliki salah satu sikap dari mereka .... (semut)


Share On:
Description: Semut bergerak photografi kamera saku Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Semut bergerak photografi kamera saku

Minggu, 04 Mei 2014

Mentari pagi photografi

0 komentar
Setiap orang menyukai mentari pagi.., kenapa?
karena pagi hari udara segar dan lebih sehat daripada siang hari. Apalagi berada jauh dari kota kita bisa menikmati semilir embusan angin, sambutan hewan menyambut pagi merupakan napas untuk menyambut siang yang hangat.
Tentunya saya tidak lupa mengabadikan moment pagi yang pernah saya lewat..,
Semoga bagi goodpeople yang melihat photografi ini. Agar selalu bangun pagi agar mendapatkan nikmatnya menyambut mentari pagi walaupun terlalu sibuk dengan rutinitas.Menurut saya, hal ini dapat menyegarkan pikiran yang mumet setiap harinya.
Dengan sedikit peregangan atau olahraga kecil.., maka kita akan menjalani hari dengan penuh semangat tentunya tak lupa dengan sarapan.

Baiklah.., silahkan dilihat, mudah -mudahan good people .. menyukainya













Tentuknya.. hasil jepretan akan lebih baik apabila mendapat moment yang tepat saat hari yang cerah,
Share On:
Description: Mentari pagi photografi Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Mentari pagi photografi

Minggu, 27 April 2014

Kawasan Tujuan Instruksional

0 komentar
Taksonomi tujuan instruksional membagi tujuan pendidikan dan instruksional ke dalam 3 kelompok, yaitu tujuan yang bersifat:
1. Kognitif yang tujuannya berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “mengingat”, sampai dengan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan kognitif ini digunakan dalam proses intruksional.
2. Afektif memiliki tujuan yang berhubungan dengan “perasaan”, “emosi”,”sistem nilai”. Dan “sikap hati” yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Dalam literatur tujuan afektif ini disebutkan sebagai : minat, sikap hati, sikap menghargai, sistem nilai, serta kecenderungan emosi.
3. Psikomotor berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Dalam literatur tujuan ini tidak banyak ditemukan penjelasannya dan biasanya dihubungkan dengan “latihan menulis”, berbicara, olahraga.


Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara unsur kognitif dan afektif dalam diri siswa. Sikap terhadap suatu konsep atau prosedur kerja dapat menjadi hambatan bagi tercapainya tujuan kognitif. Sebaliknya untuk mengubah suatu sikap atau mengadopsi suatu nilai, siswa juga memerlukan pemahaman yang sifatnya kognitif. Dalam proses pembelajaran tertentu aspek kognitif dan afektif merupakan dua sisi yang perlu ada. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan tujuan afektif ini dan secara terencana berusaha untuk mencapainya.

Sumber Rujukan
Suciati. 2005. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI-UT
Sumber Gambar : Taksonomi tujuan instruksional
Share On:
Description: Kawasan Tujuan Instruksional Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Kawasan Tujuan Instruksional

Senin, 14 April 2014

Makna Produktivitas

0 komentar
Makna Produktivitas
Secara umum makna produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang baik dari bidang ekonomi, pendidikan, dan industri. Mulyana (2010:22) mendefenisikan “Produktivitas merupakan hasil nyata yang dihasilkan seseorang dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan”. Selain itu, Sinungan (2009:12) juga menyatakan “Produktivitas diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang – barang atau jasa”. Efisiensi yang dimaksudkan disini merupakan ukuran dalam membandingkan penggunakan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan output.



Seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009:58) bahwa “Efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan bagaimana pekerjaan dilaksanakan”. Apabila masukan yang digunakan semakin besar penghematannya maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Produktivitas berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas dengan cara terbaik dan merupakan kriteria pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok, atau organisasi.

Rujukan :
Mulyana A.Z. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Grasindo
Sinungan, Muchdarsyah. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: PT. Mandar Maju.

Share On:
Description: Makna Produktivitas Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Makna Produktivitas

Minggu, 13 April 2014

Indikator Produktivitas Kerja Guru

0 komentar

Sedarmayanti (2009:79) mengungkapkan indikator produktivitas dikembangkan dan dimodifikasi dari pemikiran yang disampaikan oleh Gilmore (1974), Erich Fromm (1975), tentang indifidu yang produktif, yaitu:
1). Tindakan yang konstruktif, 2). Percaya pada diri sendiri, 3). Bertanggung jawab, 4). Memiliki rasa cinta pada pekerjaan, 5) Mempunyai pandangan yang ke depan, 6). Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah – ubah, 7). Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkunganya (kreatif, imaginatif, dan inovatif), 8). Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi.

Untuk lebih jelasnya tentang indifidu yang produktif antara lain
1) Tindakan konstruktif merupakan sikap guru yang memiliki tujuan untuk mampu melakukan perubahan. Hal ini dapat dilihat dari menggunakan metode pembelajaran yang dilakukan dalam menyajikan materi kepada siswa. Melaksanakan kegiatan bimbingan kepada siswa yang tujuannya agar siswa aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.

2) Percaya diri dalam pekerjaan, terutama yang dalam pembelajaran adalah hal yang penting. Seperti yang dikemukakan oleh Sembiring (2009: 74) “Seorang profesional (guru sejati) akan mendapat kesulitan tanpa rasa percaya diri yang tinggi. Sulit membayangkan jika seorang guru tidak kelihatan percaya diri atas profesi yang diembannya sehingga dalam praktek atau menjalankan tugas kesehariannya akan terlihat loyo”. Untuk itu, seorang guru tidak ada pilihan selain melengkapi diri dengan keterampilan dan pengetahuan sesuai bidang tugasnya sehingga dengan kemampuan yang dimiliki akan membuat rasa percaya diri meningkat dan dapat melakukan sesuatu yang luar biasa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Doni Koesoema (2009:76) “Percaya diri dan yakin dengan kemampuan diri merupakan syarat keberhasilan pribadi dalam menumbuhkan identitas”.

3) Bertanggung jawab, kalau profesi guru sudah melekat, maka konsekuensinya harus menjadi manusia yang penuh rasa tanggung jawab, mempunyai keahlian sebagai guru mulai dari penguasan kompetensi dan membangun. Menurut Mulyana (2010:39) menyatakan “Beberapa tanggung jawab profesional diantaranya guru seharusnya memberikan yang terbaik bagi siswa dan guru seharusnya menyiapkan materi pembelajaran dengan baik”. Sebenarnya tugas dan tanggung jawab seorang guru sangatlah luas dan dalam. Dari sekian banyak tugas dan tanggung jawab guru tersebut, kuncinya terletak pada makna guru yang profesional”.

4) Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, dalam pendidikan sebenarnya terdapat rasa cinta, baik yang dialami oleh guru, siswa, atau orang lainnya yang terlibat dalam pendidikan. Paterson (2007:55) mengemukakan ”Siapapun yang mencintai pekerjaan adalah orang –orang yang mampu memberikan motivasi pada siswa dan mampu melakukan pekerjaan dengan baik”. Jadi melalui proses pembelajaran yang didasari rasa cinta, pada gilirannya selain dapat mengantarkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, juga diharapkan dapat memberikan motivasi agar giat belajar sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang.

5) Mempunyai pandangan ke depan, Pada dasarnya sosok guru di masa depan jelas akan berbeda dengan sosok guru masa kini atau masa lalu. Mohamad Surya (2004:37) “ Semakin banyaknya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan akan menuntut kualitas manusia yang dapat lestari dalam tantangan kondisi masa depan”. Beberapa yang diperkirakan akan terjadi di masa depan dan banyak dikhawatirkan antara lain kemajuan teknologi komunikasi, pergeseran nilai sebagai akibat globalisasi dan keterbukaan, Pada gilirannya hal itu semua akan menuntut perubahan peran guru dalam melaksanakan fungsinya sebagai tenaga pendidikan.

6) Mampu mengatasi persoalan, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah. Hal ini tidak lepas dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial sehingga setiap individu memerlukan orang lain dalam kehidupannya, untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, Guru dituntut mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya. Guru yang berada di lingkungan sekolah dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan pengarahan tugas dari kepala sekolah sehingga harus bisa menyesuaikan diri dan menjalankannya dengan senantiasa. Doni Koesoema (2009: 76) berpendapat bahwa “Guru yang memiliki perencanaan yang positif, mau terlibat, percaya diri, bersedia mengalami pemaksaaan dari luar karena tuntatan perubahan yang pada akhirnya membuat mereka mampu menguasai diri sendiri”. Pada dasarnya menyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan sekolah. Selain itu, Guru merupakan cerminan bagi siswa sehingga harus menunjukan sikap yang menjadi teladan. Setiap konflik yang dialami guru harus bisa menemukan penyelesaian masalah dengan tidak emosional.
7) Mempunyai kontribusi yang positif terhadap lingkungan. Kontribusi yang positif dari diri seorang terhadap lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya kontribusi imaginatif, kreatif, dan individu dalam suatu organisasi, maka diharapkan produktivitas organisasi yang meningkat secara langsung seperti perbaikan organisasi sekolah dan secara tidak langsung dapat berupa memberikan jaminan sosial, penyediaaan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

8) Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi. Guru perlu senantiasa merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran di kelas, membuat dokumentasi dan menarik kesimpulan. Salah satunya melakukan penelitian tindakan kelas. Hal terpenting yang menjadi sasaran penelitian kelas adalah dampaknya bagi perkembangan proses pembelajaran di kelas daripada sekedar penemuan baru atau publikasi. Doni Koesoema (2009:174) mengemukakan “Untuk itu guru sesungguhnya berada dalam posisi ideal untuk melakukan penelitian kelas karena karena berada langsung di lapangan, berjumpa dengan siswa, dan bergulat dengan fenomena pembelajaran dan pengajaran di kelas”. Guru perlu menumbuhkan semangat penelitian ini karena penelitiannya akan membantu mengembangkan proses pengajaran di dalam kelas daripada sekedar melatih diri menjalankan fungsi guru secara tradisional yang hanya mengajar di dalam kelas. Agar mampu melakukan tindakan profesional yang terintegrasi dalam tugasnya adalah tertib membuat dokumentasi, catatan pengamatan di kelas, dan mencoba menganalisis situasi kelas sesuai dengan persoalan yang muncul.

Sumber Rujukan
Doni Koesoema. (2009). Pendidikan karakter di zaman keblinger . Mengembangkan visi guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Jakarta: Grasindo.
Mulyana A.Z. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Grasindo
Mohamad Surya. (2004). Bunga rampai guru pendidikan. Jakarta: Balai pustaka
Paterson, Kathy. 2007. 55 Teaching Dilemmas 55 Dilema dalam pengajaran Sepuluh solusi terpilih untuk menjawab tantangan di kelas. Jakarta: Grasindo
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: PT. Mandar Maju.
Sembiring, M. Gorky. (2009). Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur Menjadi guru Sejati. Yogyakarta: Galangpress Center.

Share On:
Description: Indikator Produktivitas Kerja Guru Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Indikator Produktivitas Kerja Guru

Sabtu, 12 April 2014

Hal yang dilakukan selama penganggguran

0 komentar


Pertama sekali , Selamat wisuda Dhan.. , tepatnya 8 maret yang lalu. Rasanya begitu luar biasa karena berhasil menyelesaikan studi tepat waktu… (Yek.. ilah). Setelah menjadi seorang wisudawan tak tahu apa yang dilakukan. Sempat bingung.. Wooagh….,, Selamat menjadi pengangguran dan bergabung dengan ratusan jatu pengangguran terdidik di seluruh Indonesia.








Bagi sahabat yang berhasil mendapatkan pekerjaan setelah wisuda adalah hal yang luar biasa bagi saya karena tidak merasakan pengangguran.

Sejujurnya, cukup bingung karena tidak tahu mengisi waktu 24 jam free ini. Sudah terbiasa dengan kegiatan kampus sekarang gak ada kegiatan. Tapi ada beberapa hal yang kudu kita lakuin di masa –masa pengangguran ini menurut versi saya seorang pendatang baru di dunia penggangguran ini.

1. Nganggur bukan berarti molor teruskan harinya.., Update terus infoh yang terus berkembang seperti job vacancy tetep dicari.., baik itu ngenet.. ato mampir ke kantor pos biasanya ada mading loker disana ato baca koran harian…, (Uuuughh…)..

2. Lakukan kegiatan harian…, yang sebelumnya gak pernah di lakuin ya sekarang mari dikerjakan seperti bersihkan halaman.,, nyuci.. end del el – el. Sebelumnya saya ngekos.. tapi sekarang enggak ya udah bantuin nich kerjaaan bokap nyokap lhaa…,..

3. Biasanya kalo nganggur ne kita dilanda dengan kebosanan… yang amat sangat kalo lagi buntu. Yups olahraga lah.., lari –lari kucing di luar.., ato goes sore.. muter keliling komplek.

4. Relaxskan pemikiran yang sempat stress sebelumnya..,,

5. Meski mau dan gak mau… belajar tetep juga sich. Biar otak gak makin lemot selama masa pengangguran ini .., walau ngisi TTS doank..

Untuk yang no 6 dan seterusnya. Sobat lanjutkan saja apa yang hendak di lakuin….,, yang penting bersifat positif. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi mumet dan sumpek bahkan sang bonyok (orang tua) bukannya ngasih duit tapi berjumbel komentar end bla bla…. (ooWALAHHH..)

Satu hal yang paling penting adalah bangun kepercayaan diri bahwa kita pasti mendapatkan pekerjaan yang sesuai, lengkap dengan usaha dan doa juga.

Tetap bersemangat….
Share On:
Description: Hal yang dilakukan selama penganggguran Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Hal yang dilakukan selama penganggguran

Minggu, 06 April 2014

Strategi untuk mencapai pembelajaran aktif

0 komentar


Dalam proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif. Belajar Aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (1859-1952). Dewey yang merupakan pendiri sekolah Dewey School menerapkan prinsip –prinsip learning by Doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses pembelajaran secara spontan. Keingintahuan siswa akan hal –hal baru akan mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Antara guru dan siswa dalam konteks belajar aktif menjadi sangat penting karena guru sebagai fasilitator yang berperan aktif untuk memudahkan siswa belajar. Guru sebagai narasumber dalam menyajikan pembelajaran mampu mengundang pemikiran dan daya kreasi siswa, mengelola sumber belajar yang diperlukan. Siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dapat menganalisis informasi pembelajaran yang diberikan guru, memberi arti dan informasi baru terhadap pembelajaran yang ada berdasarkan situasi yang ada. Selain itu siswa dibina untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterima pada hal –hal atau masalah baru yang dihadapi. Dengan demikian siswa belajar mandiri. Beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai pembelajaran yang aktif antara lain:
a.       Refleksi, guru dapat meminta siswa untuk merefleksikan hal – hal yang telah dipelajari dalam pembelajaran, seperti makalah.
b.      Pertanyaan siswa, Untuk setiap pokok bahasan atau pertemuan, guru menugaskan siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang hal yang belum dipahami atau hal yang perlu dibicarakan bersama guru dan siswa.
c.       Rangkuman, Guru dapat membiasakan siswa untuk membuat rangkuman terhadap hasil diskusi kelompok yang dilakukan di kelas atau sebagai tugas mandiri.

Sumber Rujukan :
Pannen, Paulina, Mustafa, dina, & Sekarwinahyu, Mestika. 2005. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI-UT
Share On:
Description: Strategi untuk mencapai pembelajaran aktif Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Strategi untuk mencapai pembelajaran aktif
older post