Minggu, 13 April 2014

Indikator Produktivitas Kerja Guru


Sedarmayanti (2009:79) mengungkapkan indikator produktivitas dikembangkan dan dimodifikasi dari pemikiran yang disampaikan oleh Gilmore (1974), Erich Fromm (1975), tentang indifidu yang produktif, yaitu:
1). Tindakan yang konstruktif, 2). Percaya pada diri sendiri, 3). Bertanggung jawab, 4). Memiliki rasa cinta pada pekerjaan, 5) Mempunyai pandangan yang ke depan, 6). Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah – ubah, 7). Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkunganya (kreatif, imaginatif, dan inovatif), 8). Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi.

Untuk lebih jelasnya tentang indifidu yang produktif antara lain
1) Tindakan konstruktif merupakan sikap guru yang memiliki tujuan untuk mampu melakukan perubahan. Hal ini dapat dilihat dari menggunakan metode pembelajaran yang dilakukan dalam menyajikan materi kepada siswa. Melaksanakan kegiatan bimbingan kepada siswa yang tujuannya agar siswa aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.

2) Percaya diri dalam pekerjaan, terutama yang dalam pembelajaran adalah hal yang penting. Seperti yang dikemukakan oleh Sembiring (2009: 74) “Seorang profesional (guru sejati) akan mendapat kesulitan tanpa rasa percaya diri yang tinggi. Sulit membayangkan jika seorang guru tidak kelihatan percaya diri atas profesi yang diembannya sehingga dalam praktek atau menjalankan tugas kesehariannya akan terlihat loyo”. Untuk itu, seorang guru tidak ada pilihan selain melengkapi diri dengan keterampilan dan pengetahuan sesuai bidang tugasnya sehingga dengan kemampuan yang dimiliki akan membuat rasa percaya diri meningkat dan dapat melakukan sesuatu yang luar biasa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Doni Koesoema (2009:76) “Percaya diri dan yakin dengan kemampuan diri merupakan syarat keberhasilan pribadi dalam menumbuhkan identitas”.

3) Bertanggung jawab, kalau profesi guru sudah melekat, maka konsekuensinya harus menjadi manusia yang penuh rasa tanggung jawab, mempunyai keahlian sebagai guru mulai dari penguasan kompetensi dan membangun. Menurut Mulyana (2010:39) menyatakan “Beberapa tanggung jawab profesional diantaranya guru seharusnya memberikan yang terbaik bagi siswa dan guru seharusnya menyiapkan materi pembelajaran dengan baik”. Sebenarnya tugas dan tanggung jawab seorang guru sangatlah luas dan dalam. Dari sekian banyak tugas dan tanggung jawab guru tersebut, kuncinya terletak pada makna guru yang profesional”.

4) Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, dalam pendidikan sebenarnya terdapat rasa cinta, baik yang dialami oleh guru, siswa, atau orang lainnya yang terlibat dalam pendidikan. Paterson (2007:55) mengemukakan ”Siapapun yang mencintai pekerjaan adalah orang –orang yang mampu memberikan motivasi pada siswa dan mampu melakukan pekerjaan dengan baik”. Jadi melalui proses pembelajaran yang didasari rasa cinta, pada gilirannya selain dapat mengantarkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, juga diharapkan dapat memberikan motivasi agar giat belajar sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang.

5) Mempunyai pandangan ke depan, Pada dasarnya sosok guru di masa depan jelas akan berbeda dengan sosok guru masa kini atau masa lalu. Mohamad Surya (2004:37) “ Semakin banyaknya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan akan menuntut kualitas manusia yang dapat lestari dalam tantangan kondisi masa depan”. Beberapa yang diperkirakan akan terjadi di masa depan dan banyak dikhawatirkan antara lain kemajuan teknologi komunikasi, pergeseran nilai sebagai akibat globalisasi dan keterbukaan, Pada gilirannya hal itu semua akan menuntut perubahan peran guru dalam melaksanakan fungsinya sebagai tenaga pendidikan.

6) Mampu mengatasi persoalan, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah. Hal ini tidak lepas dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial sehingga setiap individu memerlukan orang lain dalam kehidupannya, untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, Guru dituntut mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya. Guru yang berada di lingkungan sekolah dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan pengarahan tugas dari kepala sekolah sehingga harus bisa menyesuaikan diri dan menjalankannya dengan senantiasa. Doni Koesoema (2009: 76) berpendapat bahwa “Guru yang memiliki perencanaan yang positif, mau terlibat, percaya diri, bersedia mengalami pemaksaaan dari luar karena tuntatan perubahan yang pada akhirnya membuat mereka mampu menguasai diri sendiri”. Pada dasarnya menyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas terhadap dirinya dan terhadap lingkungan sekolah. Selain itu, Guru merupakan cerminan bagi siswa sehingga harus menunjukan sikap yang menjadi teladan. Setiap konflik yang dialami guru harus bisa menemukan penyelesaian masalah dengan tidak emosional.
7) Mempunyai kontribusi yang positif terhadap lingkungan. Kontribusi yang positif dari diri seorang terhadap lingkungannya dimana dia berada. Dengan adanya kontribusi imaginatif, kreatif, dan individu dalam suatu organisasi, maka diharapkan produktivitas organisasi yang meningkat secara langsung seperti perbaikan organisasi sekolah dan secara tidak langsung dapat berupa memberikan jaminan sosial, penyediaaan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

8) Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi. Guru perlu senantiasa merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran di kelas, membuat dokumentasi dan menarik kesimpulan. Salah satunya melakukan penelitian tindakan kelas. Hal terpenting yang menjadi sasaran penelitian kelas adalah dampaknya bagi perkembangan proses pembelajaran di kelas daripada sekedar penemuan baru atau publikasi. Doni Koesoema (2009:174) mengemukakan “Untuk itu guru sesungguhnya berada dalam posisi ideal untuk melakukan penelitian kelas karena karena berada langsung di lapangan, berjumpa dengan siswa, dan bergulat dengan fenomena pembelajaran dan pengajaran di kelas”. Guru perlu menumbuhkan semangat penelitian ini karena penelitiannya akan membantu mengembangkan proses pengajaran di dalam kelas daripada sekedar melatih diri menjalankan fungsi guru secara tradisional yang hanya mengajar di dalam kelas. Agar mampu melakukan tindakan profesional yang terintegrasi dalam tugasnya adalah tertib membuat dokumentasi, catatan pengamatan di kelas, dan mencoba menganalisis situasi kelas sesuai dengan persoalan yang muncul.

Sumber Rujukan
Doni Koesoema. (2009). Pendidikan karakter di zaman keblinger . Mengembangkan visi guru sebagai pelaku perubahan dan pendidik karakter. Jakarta: Grasindo.
Mulyana A.Z. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Grasindo
Mohamad Surya. (2004). Bunga rampai guru pendidikan. Jakarta: Balai pustaka
Paterson, Kathy. 2007. 55 Teaching Dilemmas 55 Dilema dalam pengajaran Sepuluh solusi terpilih untuk menjawab tantangan di kelas. Jakarta: Grasindo
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: PT. Mandar Maju.
Sembiring, M. Gorky. (2009). Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur Menjadi guru Sejati. Yogyakarta: Galangpress Center.

Share On:
Description: Indikator Produktivitas Kerja Guru Rating: 3.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Indikator Produktivitas Kerja Guru

0 komentar:

Posting Komentar

berikanlah komentarnya untuk kemajuan postingan ini
terima kasih,, salam hangat